PERBANDINGAN JARINGAN
WIRELESS DAN SATELITE
Disusun Oleh:
Dipo Sumar Prabowo
12110095
Adi Prasetyanto
18110848
Singgih Sulius P
16110557
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kemajuan teknologi telekomunikasi yang berkembang dengan pesat seiring
dengan era
globalisasi
yang sedang melanda dunia. Sistem telekomunikasi digital telah membawa era baru
dalam bidang
telekomunikasi. Perkembangan teknologi informasi dalam jaringan telekomunikasi
telah
membuat suatu dimensi-dimensi baru dalam pelayanan telekomunikasi yang semakin
cepat
murah.
Para user/pengguna menginginkan akses berkomunikasi secara multimedia, di
mana saja
dan kapan
saja dengan biaya yang relatif murah dan juga dapat mengakses informasi dalam
jaringan
komputer global bukan hanya teks atau data tapi juga gambar bahkan animasi.
Teknologi
wireless
maupun satellite mampu memberikan hal itu semua.
Namun apa yang terjadi ketika kita harus memilih teknologi mana yang akan
digunakan.
Hal ini
terkadang memberikan masalah besar, baik itu dari segi keuangan dan segi
kebutuhan
serta unjuk
kerja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari tulisan ini adalah bagaimana menentukan apa yang sebaiknya
harus dilakukan
ketika kita
akan menghubungkan satu daerah dengan layanan komunikasi, apakah dengan
wireless
atau dengan satelit.
1.3 Metode Penelitian
1.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah literature, yaitu penelusuran
berbagi buku, jurnal,
artikel,
serta sumber yang berasal dari internet.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Media
Transmisi
Media/saluran transmisi terletak di bawah physical layer. Merupakan jalur
transmisi sinyal yang
terbentuk di
physical layer
Media transmisi
memiliki 2 bentuk yaitu :
1. Guided
Media
Menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi
twisted-pair
cable,
coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik).
Sinyal yang
melewati
media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media.
Twisted-pair
dan coaxial
cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan
sinyal dalam
bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan
sinyal data
dalam bentuk cahaya.
2. Unguided
media
Unguided media atau komunikasi tanpa kabel mentransmisikan gelombang
elektromagnetik
tanpa menggunakan konduktor secara fisik. Sinyal dikirimkan secara
broadcast
melalui udara (atau air, dalam beberapa kasus). Media tranmisi ini dapat
menggunakan
wireless atau menggunakan satellite.
2.2 Wireless
IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) melakukan
diskusi, riset dan
pengembangan
terhadap perangkat jaringan yang kemudian menjadi standarisasi untuk digunakan
sebagai
perangkat jaringan. Salah satu standar yang dikeluarkan adalah 802.11 yang bekerja
di
bidang
wireless LAN (Wi-Fi).
2.2.1
Topologi Wireless Network
1. AD Hoc
Merupakan jaringan sederhana dimana komunikasi terjadi diantara 2
perangkat
atau lebih
pada cakupan area tertentu tanpa harus memerlukan sebuah access point
atau server.
2. Client /
Server
Menggunakan Access Point sebagai pengatur alokasi waktu transmisi untuk
semua
perangkat jaringan dan mengizinkan perangkat mobile melakukan proses
roaming dari
sel ke sel.
2.2.2 Access
Point
Digunakan untuk melakukan pengaturan lalulintas jaringan dari mobile
radio ke
jaringan
kabel atau dari backbone jaringan wireless client/server.
Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan
ini merupakan radio
based,
berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN kabel atau
broadband
ethernet.
2.2.3
Hotspot
Hotspot merupakan coverage area yang dimiliki access point agar komputer
dgn
perangkat
wireless disekitar dapat terkoneksi internet. Hotspot menyediakan layanan
wireless LAN
dan internet secara gratis maupun dengan biaya.
Area Hotspot biasanya menggunakan tempat area umum (seperti ruang lobby,
area
parkir,
kantin dll) agar perangkat WLAN yang digunakan user bisa melakukan akses
kelayanan
Access Point.
Ada 3 range
frekuensi umum yang dalam tranmisi wireless yaitu :
1. Frekuensi
microwave dengan range 2 – 40 GHz, cocok untuk tranmisi point-topoint.
2. Frekuensi
dalam range 30 MHz – 1 GHz, cocok untuk aplikasi omnidirectional.
Range ini
ditujuan untuk range broadcast radio.
3. Range
frekuensi lain yaitu antara 300 – 200000 GHz untuk aplikasi local, adalah
spectrum
infra merah. Infra merah sangat berguna untuk aplikasi point-to-point dan
multipoint
dalam area terbatas, seperti sebuah ruangan.
2.2.4 Jenis
tranmisi wireless
Microwave
Microwave
merupakan high-end dari RF (Radio Frequency), sekitar 1 – 30 GHz.
Transmisi
dengan microwave memberikan 3 hal yang perlu diperhatikan :
· Alokasi
frekuensi
·
Interference, Keamanan
· Harus
straight-line (perambatan line-of sight)
· Jarak
tanpa repeater anatar 10 – 100 km
Radio
Arah
tranmisi omni directional
Infrared
Dipenuhi
dengan menggunakan transmitter/receiver yang memodulasikan no
coherent
infrared light. Transceiver harus dengan suatu bentuk garis lurus atau melalui
pantulan
dari suatu permukaan warna yang bercahaya
Bluetooth
Sebuah
teknologi wireless yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan
suara dengan
jarak jangkauan yang terbatas.
Gelombang
radio untuk komunikasi ini dapat terdiri dari berbagai frekwensi seperti :
a) VLF(Very
Low Frequency) dan LF (Low Frequency)
Sinyal-sinyal
ini dipropagasikan sangat dekat dengan permukan bumi, tidak dapat
melewati
objek yang padat dan digunakan dalam navigasi radio jarak jauh.
b) MF
(Medium Frequency) dan HF (High Frequency)
Sinyal-sinyal
ini dikirimkan lewat udara dan memantul kembali ke bumi.
Digunakan
untuk komunikasi jarak jauh.
c) VHF (Very
High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency)
Sinyal-sinyal
ini biasanya dikirimkan secara line of sight. Digunakan pada
terrestrial,
satellite dan komunikasi dengan radar.
2.3 Satelit
Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit bumi yang mampu bertahan
sendiri. Bisa diartikan
sebagai
repeater yang berfungsi untuk menerima signal gelombang microwave dari stasiun
bumi,
ditranslasikan
frequensinya, kemudian diperkuat untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai
dengan
coveragenya yang merupakan lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima. (sumber :
http://www.total.or.id/info.php?kk=satelit)
Bagian
penting dalam sistem komunikasi satelit yaitu :
1. Space
segment (bagian yang berada di angkasa)
2. Ground
segment (biasa disebut stasiun bumi)
2.3.1
Jenis-jenis Orbit
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah
satelit
bisa
mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
1. Orbit
Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 – 1500 km di atas permukaan bumi.
2. Orbit
Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
3. Orbit
Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas
permukaan
Bumi.
4. Orbit
Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan
Bumi.
5. Orbit
Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
Jika ditinjau dari posisi relatif satelit terhadap bumi ada yag dinamakan
Geostasioner
(geostationary). Orbit ini juga dikenal sebagai geosynchronous atau
synchronous.
Ketinggian orbit ini kira-kira 22.223 mil atau 1/10 jarak ke bulan.
Jalur ini juga dikenal sebagai ”tempat parkir satelit”, sebab begitu
banyak satelit,
mulai dar
satelit cuaca, satelit komunikasi hingga satelit televisi. Akibatnya, posisi
masing-masing
harus tepat agar tidak saling menginterferensi sinyal.
Berikut
detil dari orbit satelit:
• 70 -1.200
mil (asynchronous orbits) : digunakan oleh satelit pengamat, yang
biasanya
mengorbit pada 300 -600 mil (470-970 km), berfungsi sebagai fotografer.
Misalnya
satelit Landsat 7, ia bertugas untuk pemetaan, pergerakan es dan tanah,
situasi
lingkungan (semisal menghilangnya hutan hujan tropis), lokasi deposit
mineral
hingga masalah pertanian; satelit SAR (search-and-rescue) juga disini,
dengan tugas
menyiarkan ulang sinyal-sinyal darurat dari kapal laut atau pesawat
terbang yang
dalam bahaya; Teledesic, yaitu satelit yang di-backup sepenuhnya
oleh Bill
Gates, memberikan layanan komunikasi broadband (highspeed), dengan
sarana
satelit yang mengorbit pada ketinggian rendah (LEO, Low Earth Orbiting).
• 3.000
-6.000 mil (asynchronous orbits) : digunakan oleh satelit sains, yang
biasanya
berada pada ketinggian ini (4.700 -9.700 km), dimana mereka
mengirimkan
data-data ke bumi via sinyal radio telemetri. Satelit ini berfungsi
untuk
penelitian tanaman dan hewan, ilmu bumi, seperti memonitor gunung berapi,
mengawasi
kehidupan liar, astronomi (dengan IAS, infrared astronomy satellite)
dan fisika.
• 6.000
-12.000 mil (asynchoronous orbits) : satelit GPS menggunakan orbit ini
untuk
membantu penentuan posisi yang tepat. Ia bisa digunakan untuk kepentingan
militer
maupun ilmu pengetahuan.
• 22.223 mil
(geostationary orbits) : digunakan oleh satelit cuaca, satelit televisi,
satelit
komunikasi dan telepon. (sumber : Gatot Santoso – ebook Sistem
Komunikasi
Satelit)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Kelebihan dan kekurangan Wireless dan Satelit
Sebelum menentukan mana yang lebih baik antara wireless atau satelit,
mari kita lihat segi
keuntungan
dan kekurangan di antara 2 media transmisi tersebut.
Keuntungannya
wireless :
1. Dapat
dipergunakan untuk komunikasi data dengan jarak yang jauh sekali. Tergantung
LOS (Line of
Sight) dan kemampuan perangkat wireless dalam memancarkan
gelombang.
2. Sangat
baik digunakan pada gedung yang sangat sulit menginstall kabel.
Kerugiannya
:
1. Sulit
diperoleh karena spektrum frekuensi terbatas.
2. Biaya
instalasinya, operasional dan pemeliharaan sangat mahal.
3. Keamanan
data kurang terjamin.
4. Pengaruh
gangguan (derau) cukup besar.
5. Transfer
data lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan kabel.
Kelebihan
satelit:
1. Tidak
perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah dengan jarak dan koneksi dapat
dilakukan
dimana saja.
2. Jarak
jangkauan yang sangat luas
3.
Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak
titik
secara
broadcasting ataupun multicasting
4. Kecepatan
bit akses tinggi dan memiliki bandwidth lebar.
5. VSAT bisa
dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit,
6. Unjuk
kerja sangat tinggi dan bisa digunakan untuk koneksi suara, video dan data,
karna
memiliki
bandwidth yang lebar
Kekurangan
Media Satelite :
1. Up Front
Cost tinggi: Contoh : untuk Satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment &
Launch = US
$ 200 jt, Asuransi: $ 50 jt.
2. Distance
insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.
3. Hanya
ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
4. Delay
propagasi besar.
5. Rentan
terhadap pengaruh atmosfir
6. Besarnya
throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini
berbagai
teknik protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem
tersebut.
3.2 Wireless
atau Satelit ?
Ada beberapa
Faktor yang menentukan pilihan media komunikasi data, yaitu :
1. Harga
2. Unjuk
kerja (Performance) jaringan yang dikehendaki.
Jika
ditinjau dari sudut teknik, faktor yang harus dipertimbangkan :
1. Kemampuan
menghadapi gangguan elektris maupun magnetis dari luar.
2. Lebar
jalur (bandwidth) yang sebaliknya juga tergantung pada jarak yang harus
dilayani.
3. Kemampuan
dalam melayani multiple access, yaitu : apakah mudah mengambil data
dari
padanya.
4. Keamanan
data.
3.2.1 Harga
Jika dilihat dari segi harga, media wireless lebih murah dibandingkan
media satelit, ini
dikarenakan
media satelit harus menggunakan antenna khusus yang baik itu uplink
maupun
downlink, yang bisa tergolong sangat mahal serta penyewaan koneksi ke satelit
yang
disediakan oleh penyedia satelit. Sedangkan wireless bisa lebih murah, ini
disebabkan
jumlah alat yang digunakan lebih tergantung pada jarak, dan keadaan LOS.
3.2.2 Unjuk
Kerja
Unjuk kerja satelit lebih baik daripada wireless, ini disebabkan
troughput satelit lebih
besar
daripada wireless, sedangkan wireless jumlah troughput lebih dipengaruhi oleh
bearnya
jarak dan LOS. Jika jarak besar serta tidak LOS maka besarnya troughput yang
dihasilkan
lebih kecil.
Jika di kota-kota besar tentu banyak terdapat gedung-gedung tinggi yang
memiliki
perbedaan
tinggi dan jarak yang tidak terlalu jauh. Maka solusi wirelesslah yang paling
bagus dan
jika gedung tersebut ingin terkoneksi maka dibuatlah koneksi secara Point To
Point,
Point-To-Multipoint, Multipoint-To-Multipoint.
Dalam menjangkau daerah yang amat jauh dari perkotaan, misalnya daerah
pedesaan maupun
daerah
terpencil lainnya, termasuk di tengah laut, maka orang merekayasa sistem
wireless access yang
lain dengan
menggunakan teknologi satelit. Dalam hal ini ada dua kemungkinan, pertama
menggunakan
LEO (Low Earth Orbit Satellites) dan ke dua dengan GEO (Geosynchronous Orbit
Satellites).
Jika area yang perlu di covered sangat luas dan user yang sangat banyak,
maka media tranmisi
satelitlah
yang paling baik digunakan.
BAB IV
KESIMPULAN
Pemakaian media tranmisi wireless dan satelit banyak dipengaruhi oleh
beberapa
factor,
namun factor kebutuhan dan unjuk kerjalah yang paling besar.
Kebutuhan
dipengaruhi oleh banyak user dan luas area yang akan dikoneksikan.
Kemudian
unjuk kerja yang optimal, seperti troughput yang dihasilkan diupayakan
semaksimal
mungkin.
Penggunaan wireless akan lebih optimal jika digunakan pada area yang
tidak terlalu
luas, atau
jarak yang tidak terlalu jauh, dan user yang tidak terlalu banyak serta
topologi
dataran yang
mempunyai LOS memadai.
Namun jika
ternyata area yang dikoneksikan sangat luas dan user yang sangat banyak,
dan jarak
yang sangat jauh serta topologi dataran yang tidak LOS, maka pemakaian media
satelit
sangat dianjurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar